Minggu, 26 Februari 2012

lebih baik minta maaf atau memaafkan



Meminta Maaf Kepada Orang Lain dan Memaafkan Kesalahan Orang Lain

Meminta Maaf

Meminta maaf adalah tindakan yang mulia, karena dengan meminta maaf bisa mencairkan ketegangan yang mungkin terjadi. Tidak penting apakah orang yang kita mintakan maaf akan memaafkan atau tidak. Kewajiban kita hanyalah meminta maaf, soal dimaafkan atau tidak sudah bukan kewenangan kita lagi. Tapi tentunya, meminta maaf yang terbaik adalah yang tulus dari dalam hati. Bukan sekedar basa-basi atau pura-pura belaka hanya ingin menyenangkan orang tersebut.
Meminta maaf kadang memerlukan keberanian dan kebesaran jiwa, karena bisa jadi kita sudah melakukan perbuatan yang menyakitkan orang lain. Atau, saat meminta maaf ternyata kita harus membuka sebuah rahasia yang mungkin tidak disukai oleh orang yang kita mintakan maaf.
Kadangkala ada yang meminta maaf walaupun bukan dipihak yang bersalah. Ini sungguh luar biasa, tidak bersalah tetapi meminta maaf. Mungkin orang ini tidak mau memperpanjang masalah, atau mungkin berbesar hati menerima perlakuan orang lain justru dengan meminta maaf. Beberapa kejadian hal ini kadang malah menjadi pencair ketegangan yang luar biasa. Yang berbuat salah malah malu karena bukan dia yang meminta maaf.
Ada yang bersalah tapi tidak mau meminta maaf, mungkin karena gengsi, merasa jabatan dan kedudukan atau usia lebih tinggi, dll. Tetapi di atas semua itu yang paling buruk adalah ketika kita tidak merasa bersalah, padahal sudah jelas-jelas salah. Atau keras kepala tidak mau mengakui kesalahan dan tidak memiliki perasaan bersalah.
Semoga kita terlindung dari sifat keras kepala tidak memiliki perasaan bersalah.


Memaafkan Kesalahan Orang Lain (Pemaaf)
Salah satu sifat mulia yang dianjurkan dalam Al Qur’an adalah sikap memaafkan.
Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh. (QS. Al Araf [7] :199)
… dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An Nuur [24] :22)
Mereka yang tidak mengikuti ajaran mulia Al Qur’an akan merasa sulit memaafkan orang lain. Sebab mereka mudah marah terhadap kesalahan apa pun yang diperbuat. Padahal, Allah telah menganjurkan orang beriman bahwa memaafkan adalah lebih baik:
… dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. At Taghaabun, 64:14)
Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia. (Qur’an 42:43)
Berlandaskan hal tersebut, kaum beriman adalah orang-orang yang bersifat memaafkan, pengasih dan berlapang dada, sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an, “…menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain.” (QS. Ali ‘Imraan, 3:134)

0 komentar:

Posting Komentar