Meminta
Maaf Kepada Orang Lain dan Memaafkan Kesalahan Orang Lain
Meminta Maaf
Meminta maaf adalah tindakan yang
mulia, karena dengan meminta maaf bisa mencairkan ketegangan yang mungkin
terjadi. Tidak penting apakah orang yang kita mintakan maaf akan memaafkan atau
tidak. Kewajiban kita hanyalah meminta maaf, soal dimaafkan atau tidak sudah
bukan kewenangan kita lagi. Tapi tentunya, meminta maaf yang terbaik adalah
yang tulus dari dalam hati. Bukan sekedar basa-basi atau pura-pura belaka hanya
ingin menyenangkan orang tersebut.
Meminta maaf kadang
memerlukan keberanian dan kebesaran jiwa, karena bisa jadi kita sudah melakukan
perbuatan yang menyakitkan orang lain. Atau, saat meminta maaf ternyata kita
harus membuka sebuah rahasia yang mungkin tidak disukai oleh orang yang kita
mintakan maaf.
Kadangkala ada yang
meminta maaf walaupun bukan dipihak yang bersalah. Ini sungguh luar biasa,
tidak bersalah tetapi meminta maaf. Mungkin orang ini tidak mau memperpanjang
masalah, atau mungkin berbesar hati menerima perlakuan orang lain justru dengan
meminta maaf. Beberapa kejadian hal ini kadang malah menjadi pencair ketegangan
yang luar biasa. Yang berbuat salah malah malu karena bukan dia yang meminta
maaf.
Ada yang bersalah tapi
tidak mau meminta maaf, mungkin karena gengsi, merasa jabatan dan kedudukan
atau usia lebih tinggi, dll. Tetapi di atas semua itu yang paling buruk adalah
ketika kita tidak merasa bersalah, padahal sudah jelas-jelas salah. Atau keras
kepala tidak mau mengakui kesalahan dan tidak memiliki perasaan bersalah.
Semoga kita terlindung
dari sifat keras kepala tidak memiliki perasaan bersalah.
Memaafkan Kesalahan Orang Lain (Pemaaf)
Salah satu sifat mulia yang
dianjurkan dalam Al Qur’an adalah sikap memaafkan.
Jadilah pemaaf dan suruhlah
orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.
(QS. Al Araf [7] :199)
… dan hendaklah mereka
memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu?
Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An Nuur [24] :22)
Mereka yang tidak mengikuti
ajaran mulia Al Qur’an akan merasa sulit memaafkan orang lain. Sebab mereka
mudah marah terhadap kesalahan apa pun yang diperbuat. Padahal, Allah telah
menganjurkan orang beriman bahwa memaafkan adalah lebih baik:
… dan jika kamu maafkan dan
kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang. (QS. At Taghaabun, 64:14)
Tetapi barang siapa bersabar
dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia. (Qur’an
42:43)
Berlandaskan hal tersebut,
kaum beriman adalah orang-orang yang bersifat memaafkan, pengasih dan berlapang
dada, sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an, “…menahan amarahnya dan memaafkan
(kesalahan) orang lain.” (QS. Ali ‘Imraan, 3:134)
0 komentar:
Posting Komentar